Meningkatnya operasi penyerangan yang dilakukan oleh Pemerintahan Obama terhadap Daulah Islamiyyah berangkat dari rasa keputus-asaan negara-negara Salibis menyaksikan sebuah realita pahit, bahwa Daulah Islam kini semakin lebih baik dalam mengatur wilayah negara yang telah mereka kuasai. Akibatnya akan menjadi jauh lebih sulit untuk menghapus eksistensi Kekhilafahan Islam yang menaungi sebagian besar wilayah Iraq dan Suriah tersebut.
Dikutip dari laporan Foreign Policy, Senin (18/8/2014), Intelijen Amerika Serikat mengakui bahwa Daulah Islamiyyah semakin maju dan cepat belajar dalam mengelola jalannya roda kehidupan pemerintahan dan negara.
Daulah Islamiyyah telah mengalokasikan sumber daya manusia dan keuangan mereka untuk menjaga fasilitas pelayanan publik yang bernilai vital seperti listrik dan air di wilayah mereka. Di beberapa daerah, mereka bahkan sudah mengoperasikan kantor pos.
Daulah Islamiyyah juga membangun sistem pengadilan baru yang menjunung tinggi Syari’at Islam, dan mampu memberikan peradilan dengan adil. Selain itu, dibangun juga Rumah Sakit, sekolah-sekolah, institut pendidikan, dan lembaga-lembaga pelayanan publik lainnya mengurusi masalah besar hingga yang paling terkecil dan sepele nilainya.
Secara keseluruhan, Intelijen Ameriak menyoroti fakta bahwa Daulah Islamiyyah menjadi gerakan Jihadis terbaik, dengan senjata dan dana yang terbaik, dan dengan cepat mampu beradaptasi untuk menguasai sebuah wilayah dan memerintahnya.
“Kemampuan luar biasa Daulah Islamiyyah yang menggabungkan aspek kemampuan di ranah militer dan menjalankan administrasi pemerintahan inilah yang menjadikannya sebagai kelompok Jihadis paling membahayakan bagi Barat,” ujar David Kilcullen, ahli kontra terorisme yang menghabiskan beberapa tahun bekerja sebagai pembantu Jenderal David Petraeus selama puncak Invasi Militer AS di Iraq.
“Sangat jelas bahwa mereka memiliki agenda pembangunan negara dan pemahaman tentang pentingnya pemerintahan yang efektif,” imbuhnya.
Di beberapa daerah di bawah kendali Daulah Islamiyyah, dibangun rumah sakit, jalan baru, layanan bus, merehabilitasi sekolah, dan meluncurkan program-usaha kecil yang dirancang untuk memajukan ekonomi lokal. Di Suriah, di mana roti adalah makanan pokok, Daulah Islamiyyah fokus pada pengelolaan pabrik gandum lokal dan roti untuk memastikan bahwa pasokan makanan tetap cukup tinggi untuk memberi makan populasi yang berada di wilayah kekuasaannya.
Daulah Islamiyyah fokus pada tata pemerintahan yang baik. Dalam pidato pertama Amirul Mukminin Abu Bakr al Baghdadiy pasca dilantik sebagai Khalifah kaum Muslmin, ia menyerukan para ilmuwan, ulama, dokter, insinyur dan orang-orang dengan keahlian militer dan administrasi berhijrah, dan membantu Daulah Islamiyyah mengatur negara.
“Itu bukan sekedar kata-kata, tak lama setelah mengambil kendali kota Mosul, al Baghdadiy mengirimkan para pengelola rumah sakit Daulah Islamiyyah di Raqqa ke Mosul untuk mengambil pekerjaan yang sama di sana,” kata Kilcullen.
Di Raqqa, para penduduk sipil memberikan komentar positif atas kinerja Daulah Islamiyyah melayani kebutuhan warganya. “Aku merasa seperti sedang berurusan dengan negara yang dihormati, bukan negara preman seperti Bashar Assad,” kata seorang warga yang berprofesi sebagai pedagang emas.
Daulah Islamiyyah juga meluncurkan banyak even hiburan yang diselingi dengan agenda dakwah. Salah satu contohnya yang fenomenal, Daulah Islamiyyah membuka taman-taman hiburan di kota Mosul dimana Mujahidin bermain sepak bola dengan warga, lalu mengadakan kontes berhadiah hafalan dan bacaan al Qur’an.
“Daulah Islamiyyah, berpikir dan bertindak layaknya sebuah negara,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar